(Suatu Pengalaman Pribadi)
Oleh : Syahroni Romadhoni
Khawatir di tengah perjalanan ‘perkuliahan’ saya terhenti sehingga menjadi kandas dan sia-sia karena tidak ada yang membiayai perkuliahan saya dan dengan asumsi bahwa dengan bekerja nanti saya toh masih bisa kuliah meskipun tidak di tempat yang sama, yang penting kuliah. Perlahan dan lemah lembut saya jelaskan sebelum hasil pengumuman ditetapkan, bahwa kita (saya dan orang tua) belum tahu apakah saya akan diterima atau tidak, kita lihat saja hasilnya nanti, akan tetapi beliau butuh kepastian saya untuk menunda perkuliahan meskipun pada hasil pengumuman nama saya tercantum pada hasil kelulusan dan di sini saya tidak memberikan jawaban secara pasti saya akan mengurungkan niat untuk kuliah atau tidak. Karena jika saya tidak mengiyakan perkataan beliau maka sudah dapat dipastikan intervensi akan semakin digencarkan, lagi pula saya juga belum tau hasilnya sehingga bisa berakibat pada kekecewaan pada diri saya sendiri jika saya tidak diterima dan jika saya mengiyakan perkataan beliau, itu berarti saya berbohong kepada mereka karena saya akan mengambil kesempatan kuliah jika nama saya ditetapkan sebagai calon mahasiswa yang diterima.
Setelah saya lulus dari bangku SMK, tidak berapa lama kemudian saya bekerja di perusahaan penerbitan buku islami Zikrul Hakim di Rawamangun yang direkomendasikan oleh saudara saya yang kenal dengan Pemiliknya yaitu Bapak Raymond dan Ibu Amalia. Enjoy, adalah yang saya rasakan selama menjalani pekerjaan disana, dan tidak lama pula yaitu sekitar kurang dari satu bulan saya hengkang dari sana karena hasil pengumuman penerimaan mahasiswa baru di PTN yang sekarang saya lakoni menetapkan saya sebagai salah satu calon mahasiswa yang diterima.
Masa Pengumuman Hasil Seleksi
Rasa khawatir akan hasil pengumuman penerimaan mahasiswa baru, Orang Tua berharap saya gugur sedang saya berharap sukses. Setelah saya pulang bekerja saya mampir ke warnet di Gramedia Blok M dan langsung membuka situs yang direkomendasikan oleh pihak kampus. Alhasil, setelah saya men-search nama saya, disana terdapat nama saya kemudian saya amati baik-baik untuk memastikan nama dan nomor ujian dan kurang puas saya mencetak hasil tersebut. Ternyata saya benar diterima sabagai mahasiswa di kampus ini.
Akan tetapi, selain perasaan senang terdapat pula rasa cemas akan tanggapan Orang Tua di rumah ketika saya berikan secarik kertas yang saya cetak tadi, yang tentunya akan berupaya menghentikan sementara niat saya untuk kuliah. Tidak sampai disitu, saya juga dihantui dengan fikiran bingung, dan di kendaraan menuju perjalanan berfikir bagaimana saya bisa mendapatkan uang awal perkuliahan yang tidak mungkin saya mintakan kepada Orang Tua yang memang tidak ada, sedangkan saya juga belum bisa menghasilkan apa-apa di tempat saya bekerja yaitu selama kurang lebih dua minggu.
Hanya do’a yang bisa ku panjatkan kepada Allah SWT demi mendapatkan uang tersebut, dan memohon untuk diberikan kesabaran menghadapi Orang Tua saya serta memohon untuk melunakan hatinya sehingga mendukung saya untuk kuliah. Karena saya yakin bahwa hanya Dia-lah yang mampu mengatasi kesulitan yang tidak saya sanggupi, kepasrahan dengan menyerahkan segala urusan ini kepada-Nya. Sesampainya saya di rumah intervensi Orang Tua kembali menghujani diri saya tanpa peduli saya masih lelah bekerja seharian, lagi-lagi saya harus mampu menenangkan keadaan bahwa saya akan berusaha sendiri mendapatkan uang tersebut. Keesokan harinya saya baru berusaha untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, dengan menelpon yang saya kenal, menanyakan apakah bisa ditunda pembayarannya atau dicicil dan apakah bisa mendapatkan keringanan, alhasil, itu semua tidak bisa dan harus membayar pada waktu yang telah ditetapkan dan jika saya tidak bisa memenuhi ketetapan tersebut konsekwensinya adalah saya dinyatakan mengundurkan diri.
Waduh……bagaimana ini (dalam hati). Selanjutnya adalah saya berusaha menelpon dan mendatangi orang yang saya kenal untuk dapat membantu saya meminjamkan uangnya kepada saya, dan pada akhirnya saya berhasil mengumpulkan uang tersebut. Alhamdulillah saya juga mendapat bantuan dari orang yang saya kenal secara cuma-Cuma, dan sisanya hasil pinjaman itupun saya juga diberikan keringan untuk mencicil pelunasannya, subhanallah. Setelah lengkap lalu saya bayarkan ke pihak kampus dan mengikuti proses selanjutnya yang ditetapkan oleh pihak kampus. Dan saya resmi menjadi salah satu mahasiswa di kampus yang sampai sekarang saya geluti.
to be continue...
masih banyak cerita yang belum saya tuliskan disini (biasa deh bawaan males ... lagi kumat).
next story...
- Memasuki Awal Perkuliahan
- Kreatif Donk
- Hari Gini Jalan Kaki ke Kampus
- dll.
Baca Lengkap......