_____________________________________________

__________________________________________________________________________________________

Jumat, 02 Januari 2009

Biarkan: Kita Hanya Baru Dapat Bermimpi

Biarkan:

Kita Hanya Baru Dapat Bermimpi

Oleh: Syahroni Romadhoni




Menjadi Presiden …

Menjadi Pilot …

Menjadi Dokter …

Menjadi Pemain Bola yang handal …

(dan banyak lagi)


Masih ingatkah kita akan kata-kata tersebut yang kita lontarkan dalam menjawab pertanyaan dari orang tua, guru, atau saudara kita sewaktu kecil yang kira-kira seperti ini “Apa cita-cita mu kalau sudah besar nanti?”

Akan tetapi cita-cita kita dahulu dengan saat ini mungkin sudah berubah seiring berjalannya waktu, dan yang terpenting adalah dalam pertanyaan itu ada maksud untuk memotivasi –kita– agar bisa berupaya mencapainya dengan cara mengetahui dan mengikuti langkah-langkah bagaimana sosok seseorang dapat menjadi presiden, pilot, dokter, dan sebagainya, ya tentunya dengan banyak belajar (membaca).

Adakah perbedaan antara orang yang memiliki cita-cita (mimpi) dengan yang tidak pernah punya cita-cita sama sekali. Pastinya beda, apa coba? Orang yang memiliki cita-cita akan selalu berusaha mencari tau apa manfaatnya jika dia kelak memperoleh harapannya kelak, jika ada ia akan mencari (informasi) dan mengikuti perkembangan yang terjadi atas harapannya itu melaui berita atau membaca dari buku-buku yang relevan dengan yang diinginkan, kemudian akan mengikuti langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh sosok favoritnya. Sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mimpi, ini tentu harapannya tidak jelas tanpa tujuan dan mengambang, mengikuti arus seperti air mengalir (kalau air ke jurang ya masuk saja ke jurang), dan yang penting baginya asalkan bisa makan atau sekedar bertahan hidup, dia tidak tau kemana akan melangkah.


Jadi, pentingkah bermimpi !!!

Kalau saya yang menjawab bisa relatif. Bisa bermanfaat, dan bisa juga tidak bermanfaat sama sekali alias rugi.


Bermanfaat …

Mimpi bisa bermanfaat jika ada ikhtiar (usaha) untuk meraihnya dari si dreamer (baca: pemimpi) tersebut, selain itu mimpi jangan terlalu muluk-muluk atau berlebih-lebihan alias realistis atawe sesuai dengan kemampuan diri, ada tahap-tahap untuk menggapai harapan tersebut.


Tidak Bermanfaat …

Jika kita bermimpi terus menerus tanpa ada langkah-langkah untuk mencapainya, dapat saya pastikan 99,99% (tidak akan berarti apa-apa bahkan justru merugikan diri sendiri, nah orang yang seperti ini termasuk orang yang hanya mau enaknya saja alias malezzz. Mimpi yang terlalu “tinggi,” misalnya kita ingin terbang ke luar angkasa dengan menggunakan sayap dipundak kemudian menyentuh matahari tanpa alat bantuan apapun, ini sih nekat namanya.


Jadi, sejak detik ini terutama para pemuda yang tangguh, gagah, dan berani coba kita bermimpi sejenak untuk harapan yang besar yakni memperbaiki negeri tercinta kita ini ke arah yang terbaik bukan justru menyalahkan negeri ini yang kian terpuruk. Jika satu orang berfikir untuk merubah diri sendiri dan orang lain berfikir yang sama atas hal tersebut, maka terciptalah perubahan pada masyarakat menjadi baik secara signifikan dan tentu berimbas kepada perubahan negara Indonesia. Sebagai ilustrasi, jika kita membuang selembar plastik sisa makanan yang kita makan pada sembarang tempat dan kita berfikir hanya selembar saja (sedikit), kemudian orang lain berfikir yang sama seperti fikiran kita, maka yang terjadi adalah sampah yang selembar bertambah selembar kemudian bertambah lagi dan terus bertambah yang pada akhirnya menumpuk dan berserakan lalu menjadi sarang nyamuk, kemudian menimbulkan penyakit. Apakah ini tidak merugikan bagi diri kita sendiri, ada yang menjawab “Ya nggak lah, kan saya buangnya tidak dekat rumah atau tempat saya bekerja atau belajar?” ini adalah orang yang egois dan senang terhadap penderitaan orang lain.

Bermimpilah untuk senantiasa memperbaiki bangsa ini terutama umat muslim di seluruh Indonesia (minimal) dengan akhlak yang baik serta fikirkan bagaimana cara memperbaikinya dan kemudian lakukan perubahan tersebut.




Ini adalah karya pertama yang dapat saya publikasikan ke teman-teman. Mohon kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan negeri ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar